Kamis, 03 Juni 2021

Jenis dan Kegunaan Minyak Pada Formulasi Kosmetik

Kosmetik mengandung beragam bahan/komponen kimia di dalamnya. Salah satunya yaitu minyak/senyawa berminyak. Komponen minyak dalam formula kosmetik dapat mempengaruhi penampilan produk (kekentalan), tekstur dan kekerasan produk (konsistensi), daya sebar produk kosmetik serta menentukan sensasi saat menggunakan produk. Kemampuan tersebut ditentukan berdasarkan struktur kimia dan sifat fisiko kimia senyawa minyak yang digunakan. Sifat fisiko kimia yang mempengaruhi diantaranya titik leleh serta polaritas yang ditentukan oleh struktur molekul (keberadaan ikatan rangkap, rantai samping, dan berbagai macam gugus fungsional).

Berikut beberapa jenis senyawa berminyak yang dapat digunakan dalam formulasi kosmetik, dan kegunaannya:

  • Hidrokarbon
Hidrokarbon tidak mengandung atom oksigen sehingga dapat digunakan dan dicampur dengan berbagai macam bahan kimia lainnya dalam formulasi kosmetik. Hal ini dikarenakan hidrokarbon sukar teroksidasi oleh oksidator dan hampir tidak dipengaruhi oleh perubahan pH. Hidrokarbon bersifat jenuh dan non polar. Berat molekul, titik leleh, dan struktur kimianya dapat memengaruhi konsistensi dan dapat memengaruhi sensasi saat menggunakan produk.

Berikut beberapa contoh senyawa hidrokarbon yang dapat digunakan:

- Dodecane, Tetradecane, Isododecane (memberikan sentuhan ringan)

- Squalene (memberikan sentuhan ringan, cocok digunakan pada formulasi kosmetik leave-on)

- Paraffin Liquid (melembapkan)

- a- Olefin Oligomer (memberikan sentuhan ringan di kulit)

- Vaselin/Petrolatum (cocok untuk krim, basis, dan kosmetik padat tidak mengandung air)

- Isoparafin (berikan sensasi lengket, namun dalam bentuk emulsi memberikan perasaan halus)

- Lilin Mikrokristalin (meningkatkan kekenyalan produk)

- Ceresin (memberikan perasaan ringan)


  • Lemak Nabati dan Hewani
Lemak nabati dan hewani bersifat polar karena kandungan tiga ikatan ester, mudah teroksidasi oleh cahaya, udara, dan panas sehingga sangat disarankan untuk menurunkan pH sediaan kosmetik atau menambahkan vitamin E dan lesitin sebagai antioksidan. Pemilihan bahan dari lemak nabadi dan hewani perlu memperhatikan rantai alkil tersaturasi, nomor iodin, distribusi asam lemak tak jenuh seperti oleat, asam linoleat, dan linoleat.

Berikut beberapa contoh lemak nabati dan hewani yang dapat digunakan:

- Lemak nabati dan hewani yang kaya akan linoleat dan asam linoleat seperti minyak bunga matahari

- Lemak nabati dan hewani yang kaya akan oleat dan asam linoleat seperti minyak biji kapas

- Lemak nabati dan hewani yang kaya akan asam oleat seperti minyak alpukat dan rice bran

- Lemak nabati dan hewani yang kaya akan asam laurat (dapat membuat harum manis yang unik)

- Lemak nabati dan hewani yang kaya akan oleat dan asam palmitat (meningkatkan konsistensi dan menurunkan lubrikasi)

- Lemak nabati dan hewani yang kaya akan asam palmitoleat (melembutkan dan melembapkan pada produk kosmetik untuk rambut)


  • Lilin/ Waxes
Titik leleh yang tinggi pada wax membuat wax cocok digunakan untuk produk seperti krim tangan, pasta, dan lipstik yang tidak mengandung air. Lilin mengandung asam lemak sehingga konsistensinya akan menjadi creamy jika ditambahkan alkali. 

Beirkut beberapa jenis lilin yang dapat digunakan pads formulasi kosmetik:

- Beeswax

- Candelilla wax

- Rice wax

- Carnauba wax

- Jojoba Oil

- Lanolin


  • Ester
    Ester adalah senyawa berminyak yang mengandung asam lemak dan alkohol. Sifat fisika dan kimianya sangat tergantung pada struktur alkohol serta daerah asam lemak berada, jumlah karbon dan jumlah ester pada senyawa. Penggunaannya harus berhati-hati pada formulasi yang bersifat alkali berhubungan dengan esterolisis. 

Berikut beberapa jenis ester yang dapat digunakan, yaitu:

- Isopropyl Myristate, Isopropil Palmitate, Butyl Stearate

- Cetylpalmitate, Stearyl Stearate (dalam formulasi krim memberikan efek ringan dan kering)

- Myristylethylheaxanoate, cetylethylhexanoate, Cetylisostearate (melembutkan, moderate moisturizer)

- Ethylhexylmyristate, ethylhexylpalmitate, isooctadecylpalmitate (digunakan sebagai pengikat senyawa berminyak dengan beragam tingkat kepolaran, memberikan rasa lembut dan halus)

- Isooctadecyloctadecanoate, Isononilysononate (solvent dimethicone, memberikan perasaan ringan dan lembut)

- Glycerylmonostearate (tidak dapat digunakan pada produk dengan pH tinggi)

- Triethylcitrate, Cetyl lactate (karier solvent)


  • Alkohol Rantai Panjang
Alkohol yang dikategorikan sebagai alkohol rantai panjang setidaknya memiliki enam atom karbon atau lebih. Alkohol rantai panjang dapat digunakan untuk emulsifikasi. Berikut beberapa jenis alkohol rantai panjang yang digunakan dalam formulasi kosmetik:

- Alkohol rantai lurus (Lauryl alcohol, Myristyl Alcohol, Cetanol, Stearyl Alcohol, Arachidyl Alcohol, Behenyl Alcohol, Cetostearyl Alcohol)

- Alkohol tak jenuh (Oleyl Alcohol)

- Alkohol rantai bercabang (Hexyldecanol, Isostearyl Alcohol, Octyldodecanol, Sterols)


  • Asam Lemak
 Asam lemak merupakan senyawa polar dan memiliki gugus COOH di ujungnya. Dapat bereaksi dengan senyawa lain dan mungkin menimbulkan saponifikasi. Beberapa senyawa asam lemak cocok digunakan untuk memproduksi sabun cair dikombinasikan dengan NaOH sebagai neutralizer


  • Silikon
Silikon digunakan dalam formulasi kosmetik untuk memberikan tekstur pada berbagai jenis/tipe kosmetik. beberapa jenis silikon juga dapat digunakan untuk memberikan kelembutan pada tekstur produk. 

Komposisi produk kosmetik terdiri dari beragam jenis senyawa-senyawa dengan tingkat kepolaran berbeda. Senyawa-senyawa berminyak di atas dapat digunakan pada formulasi kosmetik sesuai dengan tujuan penggunaan produk yang akan dibuat. 


Source: Formulas, Ingredients, and Production of Cosmetics

Tidak ada komentar:

Posting Komentar